Program-program
pelatihan seni budaya tradisional Betawi adalah kegiatan dalam rangka
pelestarian serta pemanfaatan seni budaya Betawi, seperti telah banyak
ditelorkan para pelatih dan pemain seni budaya Betawi yang mumpuni dan kredibel
sesuai bidang yang ditekuninya antara lain, musik, tari, sastra, teater, seni
rupa tradisional Betawi. Hal tersebut tentunya dapat disinergikan dengan
program-program kegiatan Pemprov DKI Jakarta yang diusulkan melalui DPRD DKI
Jakarta, sehingga dapat dianggarkan agar program-program pelatihan seni budaya
tradisional Betawi terus berkembang dan lebih luas mengikutsertakan seluruh
masyarakat kota Jakarta.
“Tentunya para pelaku, tokoh, pemerintah, dunia usaha, dan insan media elektronik maupun cetak dapat diikutsertakan dalam mensukseskan program-program yang dilaksanakan, sehingga dapat terangkat harkat dan martabat budaya lokal Betawi yang merupakan salah satu khazanah budaya nasional.” jelas HM. Ashraf Ali B. Ac, SH tokoh Betawi yang sekaligus Anggota DPRD DKI Jakarta belum lama ini diruang kerjanya.
Selanjutnya program tersebut harus berjalan setiap saat, tinggal momentumnya yang diperbanyak. Ketika ada acara-acara resmi dan perhelatan besar, seperti peringatan HUT Kota Jakarta. Penyelenggaraan program tersebut tentunya dilaksanakan di sentra-sentra yang rutin melakukan kegiatan pelestarian seni budaya Betawi, seperti di Pesanggrahan, Setu Babakan, dan bahkan di Pasar Rumput berdiri Balai Budaya Betawi yang rutin digunakan oleh semua masyarakat dengan berbagai kegiatan kebetawian.
“Kita kan orang Betawi dan tidak boleh menghilangkan akar budaya Betawi yang menjadi indentitas masyarakat kota Jakarta.” Tegasnya.
“Tentunya para pelaku, tokoh, pemerintah, dunia usaha, dan insan media elektronik maupun cetak dapat diikutsertakan dalam mensukseskan program-program yang dilaksanakan, sehingga dapat terangkat harkat dan martabat budaya lokal Betawi yang merupakan salah satu khazanah budaya nasional.” jelas HM. Ashraf Ali B. Ac, SH tokoh Betawi yang sekaligus Anggota DPRD DKI Jakarta belum lama ini diruang kerjanya.
Selanjutnya program tersebut harus berjalan setiap saat, tinggal momentumnya yang diperbanyak. Ketika ada acara-acara resmi dan perhelatan besar, seperti peringatan HUT Kota Jakarta. Penyelenggaraan program tersebut tentunya dilaksanakan di sentra-sentra yang rutin melakukan kegiatan pelestarian seni budaya Betawi, seperti di Pesanggrahan, Setu Babakan, dan bahkan di Pasar Rumput berdiri Balai Budaya Betawi yang rutin digunakan oleh semua masyarakat dengan berbagai kegiatan kebetawian.
“Kita kan orang Betawi dan tidak boleh menghilangkan akar budaya Betawi yang menjadi indentitas masyarakat kota Jakarta.” Tegasnya.
Dengan
demikian diharapkan bahwa melalui program-program kegiatan yang setiap tahunnya
dianggarkan khusus untuk pelestarian seni budaya Betawi ini dapat menjadi eksis
dan berkembang dan dapat dihargai. Seni budaya Betawi sebagai alat pemersatu
bangsa, tentunya melalui seni budaya Betawi ini para generasi muda bisa
mengalihkan kegiatan positif dengan menghilangkan kegiatan yang negatif. Tidak
lagi berbuat yang dilarang, jangan sentuh narkoba, jangan sentuh minuman keras,
jangan sentuh perjudian, jangan sentuh hal-hal lain yang sifatnya merusak diri
sendiri.
“Melalui
seni budaya Betawi, seperti silat, tari, lenong dan lain sebagainya bias menjadi
pelatihan diri dalam menumbuhkembangkan bakat dan minat yang positif.”
imbuhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar