Senin, 29 September 2014

Visi Disbudpar Banten "Berdaya dan Berkelanjutan"



Festival Lagu daerah Banten diharapkan mampu membangkitkan kembali minat masyarakat, khususnya generasi muda untuk lebih mencintai dan sekaligus mengembangkan seni budaya daerah. Selain itu juga diharapkan kegiatan ini dapat memotivasi agar mampu berkreasi menciptakan seni budaya banten, sehingga dapat dinikmati oleh segenap masyarakat serta wisatawan.

“Sesuai dengan visi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Banten Mewujudkan kebudayaan dan pariwisata Provinsi Banten yang berdaya dan berkelanjutan” ungkap Drs. HM Agus Setiawan AW, Msi Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Banten disela Kegiatan Festival Lagu Daerah Tingkat Provinsi Banten Tahun 2014 belum lama ini di Balai Budaya Provinsi Banten, Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Curug, Kota Serang, Banten.

Turut hadir Dra. Hj. Ratu Yati Priati Kepala Bidang Sumber Daya Manusia Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kabid SDM Disbudpar) Provinsi Banten, Unsur Kantor Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten/Kota Se Provinsi Banten, Peserta Perwakilan Sanggar Seni Kabupaten/Kota Se Provinsi Banten, Seniman dan Budayawan Se Provinsi Banten, Didin Supriadi, S.Sen, M.Pd, Kartika Mutiara Sari, M.Pd, Wawan Kuswanto, S.Pd sebagai Dewan Juri.

Pemerintah Provinsi Banten melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada para seniman atas kreativitas pada pelestarian dan pengembangan seni budaya Banten melalui eksplorasi seni tari, musik , dan lagu pada festival lagu daerah Tingkat Provinsi Banten Tahun 2014 ini.

“Perlu kami informasikan bahwa peserta terbaik dari festival ini akan mewakili Provinsi Banten pada Kegiatan Parade Lagu Daerah Nusantara yang akan dilaksanakan, Insya Allah pada tanggal 6-7 Desember 2014 di Taman Mini Indonesia Indah (TMII),” jelasnya.

Di kesempatan yang sama Dra. Hj. Ratu Yati Priati Kepala Bidang Sumber Daya Manusia Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kabid SDM Disbudpar) Provinsi Banten menegaskan bahwa Provinsi Banten kini sedang giat-giatnya membangun, diantaranya adalah pembangunan dibidang kebudayaan dan pariwisata.

"Bagaimana kita menuju rencana pembangunan tersebut adalah selanjutnya kita ingin menggali potensi-potensi apa saja yang ada di Banten. “Salah satunya adalah melalui seni budaya,” tandasnya.

Menurutnya melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Banten ini, kami telah mengadakan berbagai macam kegiatan festival seni budaya berbasis ekonomi kreatif. Didalam ekonomi kreatif itu adalah bagaimana kita mengembangkan seni budaya lokal untuk semakin bagus dan berkembang.

Sekarang kita telah menggali kekayaan bahasa daerah Banten melalui kegiatan Festival Lagu Daerah Provinsi Banten. 

“Saya yakin kekayaan lokal lagu daerah Banten banyak sekali tinggal dieksplorasi, sehingga menjadi salah satu daya tarik kepada para wisatawan,” katanya.

Kami telah menyelenggarakan berbagai kegiatan festival seni budaya setiap tahunnya seperti festival teater, festival lagu daerah, seni lukis, seni tari tradisional. Diutamakan kepada generasi muda untuk menjadi peserta.

Saya bangga kepada generasi muda Banten bisa mencintai seni budaya tradisi daerahnya.

“Siapa lagi yang akan menggali dan mengembangkan seni budaya Banten, kalau bukan masyarakat banten itu sendiri,” imbuhnya.

Lagu Tangsel CEMORE Lagu Daerah Tangerang Selatan



Deng en dengan sirih sampan berduri duri, Mandi kembang kembang melati, Di Tangerang Tangerang Selatan. Kampung dewek yang paling nyaman, Desa rapi alamnya asri, Kota dagang, Dari Ciputat BSD Alam Sutera sampe Pamulang. Deng en dengan sirih sampan berduri duri, Mandi kembang kembang melati, Di Tangerang Tangerang Selatan. Kaya budaya ayo dipiara, Tionghoa campur Sunda Betawi Ora, Bagen bae nama lo Ahong Mamat Adang ato Cecep, Budaya dewek Cokek Lenong sampe Topeng Blantek. Deng en dengan sirih sampan berduri duri, Mandi kembang kembang melati, Di Tangerang Tangerang Selatan. Nong Rogayah Teh Neneng ama Mey Hwa, Saya resep ama semua orang Indonesia, Kaya Budaya, Bhineka Tunggal Ika.

Demikianlah cuplikan syair lagu berjudul “Tangsel CEMORE” karya Dhian Widyawati (Mpok Yupi). Lagu ini didendangkan melalui tari, musik, dan lagu oleh Sanggar Dhian Riang Utama perwakilan Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kandisbudpar) Kota Tangerang Selatan pada kegiatan Festival Lagu Daerah Tingkat Provinsi Banten Tahun 2014 tanggal 25 September 2014 lalu di Balai Budaya, Serang, Banten.

“Syair lagu tersebut berkisah dan terinspirasi dari lagu bermain anak-anak Betawi sekitar tahun 1970-an “Deng en dengan” dan lagu anak-anak Sunda dari masa ke masa “Cang ucang angge” (karya anonim),” ungkap Dhian Widyawati yang biasa dipanggil Mpok Yupi pimpinan Sanggar Dhian Riang Utama pada wartawan disela kegiatan Festival Lagu Daerah Tingkat Provinsi Banten Tahun 2014 yang diikuti oleh peserta perwakilan Sanggar di Kabupaten/Kota Se Provinsi Banten.

Menurutnya lagu tersebut kini dibuat aransemen baru oleh anak-anak Sanggar Dhian Riang Utama yang berdomisili di Jl. Manunggal V No. 10 RT. 001/05, Perigi Baru, Pondok Aren, Tangerang Selatan, agar lagu-lagu tua sebagai salah satu akar budaya lokal Kota Tangerang Selatan tetap terpelihara.

“Selain itu juga dapat diperbaharui dengan bahasa Betawi Ora yang mencerminkan kepribadian bahasa masyarakat daerah Kota Tangerang Selatan yang bercampur secara alamiah dan harmonis antara budaya Betawi, Sunda, dan Cina,” paparnya.

Lagu Daerah Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Bangsa



Minimnya perhatian terhadap lagu daerah di tengah masyarakat menyebabkan kurangnya lagu-lagu daerah yang bisa di kenal oleh masyarakat. Bahkan di wilayah pendidikan dari mulai TK,SD,SMP,SMA juga perguruan tinggi. Pemerintah terkesan belum berupaya untuk menghimpun dan menginventarisir lagu daerah, padahal lagu daerah juga cukup strategis dalam memperkokoh persatuan dan kebersamaan. Dengan lagu daerah kita juga dapat menampilkan ciri khas tradisi dan budaya kepada masyarakat kita sendiri maupun masyarakat luar.

Seiring berjalannya waktu dan perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat, pada tahun 2014 ini Pemerintah Provinsi Banten melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten menyelenggarakan Festival Lagu Daerah Tingkat Provinsi di Balai Budaya Provinsi Banten Tanggal 25 September 2014 yang diikuti oleh 12 peserta perwakilan Kabupaten/Kota Se Provinsi Banten.

Salah satu peserta perwakilan Lomba Lagu Daerah Tingkat Provinsi Banten Tahun 2014 ini adalah Sanggar Dhian Riang Utama mewakili Pemerintah Kota Tangerang Selatan dengan membawakan lagu daerah yang berjudul “Tangsel CEMORE”. 

“Kisah lagu “Tangsel CEMORE” ini terinspirasi oleh lagu permainan anak-anak Betawi sekitar tahun 1970-an “Deng en dengan” dan lagu permainan anak-anak Sunda dari masa ke masa “Cang ucang angge” (karya anonym)” kata Dhian Widyawati (Mpok Yupi) pimpinan Sanggar Dhian Riang Utama disela latihan di sanggarnya yang beralamat di Jl. Manunggal V No. 10 RT. 001/05, Perigi Baru, Pondok Aren, Tangerang Selatan belum lama ini.

Menurutnya lagu-lagu permainan anak tersebut dibuat arransemen baru agar lagu-lagu tua salah satu akar budaya tradisi, khususnya di Tangerang Selatan tetap terpelihara. Selain itu juga diperbaharui dengan bahasa Betawi Ora yang mencerminkan kepribadian bahasa daerah masyarakat Tangerang Selatan. 

“Bahasa campuran yang harmonis dengan akulturasi budaya Cina, Betawi dan Sunda,” tandasnya. 

Diharapkan dengan diselenggarakannya Festival Lagu Daerah Tingkat Provinsi Banten Tahun 2014 ini menggugah kita semua sebagai warga diwilayah Provinsi Banten. 

“Sehingga kita dapat terus memelihara dan menghayati tradisi dan budaya Banten yang merupakan ciri khas dan Identitas masyarakat Banten," katanya.

Senin, 08 September 2014

Festival Lagu Daerah Tingkat Provinsi Banten Tahun 2014



Festival Teater Anak Jabodetabek 2014



Festival Teater Anak Jabodetabek 2014 Mengundang Decak Kagum Insan Teater

Pertama-tama saya mengucapkan terima kasih kepada panitia yang mengundang saya untuk menjadi juri disuatu kegiatan yang cukup bergengsi ini, Festival Teater Anak Jabodetabek Tahun 2014 bersama 2 (dua) orang juri lainnya yaitu senior saya Bapak Edi Haryono dan Mas Agus Fatah,” kata Harry de Fretes salah satu Dewan Juri dalam evaluasi hasil penampilan peserta Festival Teater Anak Jabodetabek Tahun 2014 yang diselenggarakan atas kerjasama Lembaga Teater Jakarta, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta, Pusat Kesenian Jakarta pada Minggu, 7 September 2014 di Gedung Teater Kecil Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat. Menurutnya bahwa terus terang kami bekerja cukup berat dan bisa dibilang begitu. Sebab, selama kurang lebih 6 (enam) hari kami menilai penampilan dari 26 (dua puluh enam) peserta semuanya. Kalo saya pribadi tak henti-hentinya terkagum-kagum kepada peserta semuanya karena mungkin hampir dan boleh dibilang 90 % (Sembilan puluh persen) semua peserta tampil secara baik. “Kita berikan aplaus terhadap semua peserta serta salut karena ternyata yang ditampilkan oleh para peserta yang didukung sama anak-anak ini, kalau menurut saya sudah perlu dicatat sebagai suatu prestasi tersendiri,” jelasnya. Karena mungkin ada beberapa grup yang rasa-rasanya sudah layak juga tampil di tempat umum. Artinya umum disini bisa ditonton oleh berbagai kalangan dengan membeli tiket yang lebih tinggi harganya. “Apabila dilihat dari bobot penampilannya, sudah layak untuk ditampilkan dengan tema-temanya yang cukup beragam,” tandasnya. (az)

Rabu, 03 September 2014

Festival Teater Anak Jabodetabek

Festival Teater Anak Jabodetabek Meningkat Tiap Tahunnya

Sayup-sayup terdengar alunan musik senandung kicir-kicir mengiringi rombongan anak-anak masuk ke tengah panggung sambil menari dan bernyanyi dengan membawa sundung dan obor untuk bersiap-siap bermain topeng blantek. Tiba-tiba musik gemuruh terdengar riang mengiringi seorang anak bertopeng dan disusul oleh 1 (satu) orang anak bertopeng lainnya masuk ke tengah pentas menyapa seluruh yang ada di panggung. Si Jantuk : Assalaamu´alaikum. Wr. Wb Anak-anak : Wa´alaikumsalam. Wr. Wb Si Penthul : Ikan peda ikan gerame  Si Jantuk : Burung platuk burung prenjak Si Penthul : Ada apa rame-rame Si Jantuk : Si Jantuk mau manjak Anak-anak : Oh, Si Jantuk mau manjak Si Penthul : Burung platuk burung prenjak Beli blangkon di pertigaan Kalo Si Jantuk mau manjak Emang lakonnya apaan Si Jantuk : Beli blangkon di pertigaan Mancing di empang pake benang kenur Kalo ditanya lakonnya apaan Lakonnya Si Jampang Pengen Jadi Gubernur Anak-anak : Oh, lakonnya Si Jampang Pengen Jadi Gubernur Si Penthul : Mancing di empang pake benang kenur Biji beton biji cereme Kalo lakonnya Si Jampang Pengen Jadi Gubernur  Koor : Yuk, kita tonton rame-rame Selamat menyaksikan (out). Begitulah penggalan naskah Topeng Blantek 267 dengan lakon Si Jampang Pengen Jadi Gubernur karya/sutradara Abdul Aziz yang dipentaskan Sanggar Dhian Riang Utama pada Festival Teater Anak Jabodetabek 2014 di Gedung Teater Kecil Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki (PKJ-TIM) Cikini Jakarta Pusat.  Festival Teater Anak Jabodetabek 2014 ini diselenggarakan atas kerjasama Lembaga Teater Jakarta dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta. Kali ini diikuti oleh 30 (tiga puluh) komunitas teater anak se Jabodetabek dengan waktu penyelenggaraan selama seminggu. Festival Teater Anak Jabodetabek meningkat setiap tahunnya yang menjadi sebuah wadah kreatifitas anak untuk berani tampil. Hal ini tentunya wajib untuk diapresiasi bagi seluruh pihak, bahkan sangat diperlukan suportnya untuk mengembangkan kegiatan ini, sehingga di tahun-tahun berikutnya dapat diselenggarakan di tiap-tiap wilayah kota megapolitan (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Tangerang Selatan, dan Bekasi). Agar nantinya sebelum ditampilkan di PKJ TIM, terlebih dahulu diselenggarakan di tiap kota yang nantinya setelah tergodok grup-grup yang lolos ditingkat kota baru bias tampil di PKJ TIM. Tinggal kita semua berharap kepada para pengambil kebijakan untuk memikirkan serta dapat melaksanakan semua itu.