Peningkatan Apresiasi Seni Pertunjukan Bagi
Pelajar Tahun 2014
Hikayat dan Pantun betawi
Berdasarkan
kebiasaan orang Betawi mendengarkan pembacaan hikayat yang disampaikan tukang
cerita atau sohibul hikayat, kita dapat memperkirakan sejak kapan masyarakat
Betawi mengenal dan mengembangkan kesusastraannya. Demikian pernyataan Yahya Andi Saputra
Budayawan Betawi Lembaga Kebudayaan Betawi disela kegiatan Peningkatan Apresiasi
Seni Pertunjukan Bagi Pelajar Tahun 2014 yang diselenggarakan oleh Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta di Gedung Miss Tjitjih Kemayoran Jakarta
Pusat belum lama ini. “Hikayat yang
terkenal dan sering disampaikan tukang cerita adalah Hikayat Amir Hamzah” tandasnya.
Menurutnya tukang cerita atau sohibul hikayat sering pula membawakan
cerita-cerita dari khazanah naskah klasik, seperti Hikayat si Miskin atau
Hikayat Sultan Taburat. Disampaikan dalam bahasa Melayu Betawi dan terdiri dari
beberapa episode cerita. “Fungsi sohibul
hikayat sejak awal hingga kini tidak berubah, yaitu sebagai alat dakwah,
pendidikan, dan hiburan” jelasnya. Meskipun kemudian banyak karya-karya
sastra Betawi yang diterbitkan dalam bentuk tertulis tangan dan cetakan, tidak
berarti tradisi sastra lisan mati. Di langgar (surau) atau masjid, para murid
pengajian masih sering mendendangkan sastra lisan, seperti pantun dan syair. “Tukang cerita atau sohibul hikayat yang
membawakan kisah-kisah Hikayat Amir Hamzah, Hikayat Sultan Taburat, atau
hikayat lain, masih sering diundang dalam acara-acara tertentu” ungkapnya. Pantun
kian diminati generasi muda. Sering kita dengar seorang pembawa acara
memulainya dengan pantun. Begitu pula tidak sedikit penyiar radio, membuka
program siarannya dengan pantun. “Di media
social facebook, twitter, dan lainnya kita temui macam-macam grup pantun”
tambahnya. (ziz)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar