Senin, 29 September 2014

Lagu Tangsel CEMORE Lagu Daerah Tangerang Selatan



Deng en dengan sirih sampan berduri duri, Mandi kembang kembang melati, Di Tangerang Tangerang Selatan. Kampung dewek yang paling nyaman, Desa rapi alamnya asri, Kota dagang, Dari Ciputat BSD Alam Sutera sampe Pamulang. Deng en dengan sirih sampan berduri duri, Mandi kembang kembang melati, Di Tangerang Tangerang Selatan. Kaya budaya ayo dipiara, Tionghoa campur Sunda Betawi Ora, Bagen bae nama lo Ahong Mamat Adang ato Cecep, Budaya dewek Cokek Lenong sampe Topeng Blantek. Deng en dengan sirih sampan berduri duri, Mandi kembang kembang melati, Di Tangerang Tangerang Selatan. Nong Rogayah Teh Neneng ama Mey Hwa, Saya resep ama semua orang Indonesia, Kaya Budaya, Bhineka Tunggal Ika.

Demikianlah cuplikan syair lagu berjudul “Tangsel CEMORE” karya Dhian Widyawati (Mpok Yupi). Lagu ini didendangkan melalui tari, musik, dan lagu oleh Sanggar Dhian Riang Utama perwakilan Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kandisbudpar) Kota Tangerang Selatan pada kegiatan Festival Lagu Daerah Tingkat Provinsi Banten Tahun 2014 tanggal 25 September 2014 lalu di Balai Budaya, Serang, Banten.

“Syair lagu tersebut berkisah dan terinspirasi dari lagu bermain anak-anak Betawi sekitar tahun 1970-an “Deng en dengan” dan lagu anak-anak Sunda dari masa ke masa “Cang ucang angge” (karya anonim),” ungkap Dhian Widyawati yang biasa dipanggil Mpok Yupi pimpinan Sanggar Dhian Riang Utama pada wartawan disela kegiatan Festival Lagu Daerah Tingkat Provinsi Banten Tahun 2014 yang diikuti oleh peserta perwakilan Sanggar di Kabupaten/Kota Se Provinsi Banten.

Menurutnya lagu tersebut kini dibuat aransemen baru oleh anak-anak Sanggar Dhian Riang Utama yang berdomisili di Jl. Manunggal V No. 10 RT. 001/05, Perigi Baru, Pondok Aren, Tangerang Selatan, agar lagu-lagu tua sebagai salah satu akar budaya lokal Kota Tangerang Selatan tetap terpelihara.

“Selain itu juga dapat diperbaharui dengan bahasa Betawi Ora yang mencerminkan kepribadian bahasa masyarakat daerah Kota Tangerang Selatan yang bercampur secara alamiah dan harmonis antara budaya Betawi, Sunda, dan Cina,” paparnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar