Deng en
deng an sirih sampan berduri duri, Mandi kembang kembang melati, Di Tangerang
Tangerang Selatan. Kampung dewek yang paling nyaman, Desa rapi alamnya asri,
Kota dagang, Dari Ciputat BSD Alam Sutera sampe Pamulang.
Deng en
deng an sirih sampan berduri duri, Mandi kembang kembang melati, Di Tangerang
Tangerang Selatan. Kaya budaya ayo dipiara, Tionghoa campur Sunda Betawi Ora,
Bagen bae nama lo Ahong Mamat Adang ato Cecep, Budaya dewek Cokek Lenong sampe
Topeng Blantek.
Deng en
deng an sirih sampan berduri duri, Mandi kembang kembang melati, Di Tangerang
Tangerang Selatan. Nong Rogayah Teh Neneng ama Mey Hwa, Saya resep ama semua
orang Indonesia, Kaya Budaya, Bhineka Tunggal Ika.
Kisah lagu “Tangsel
CEMORE” diatas terinspirasi oleh lagu permainan anak-anak Betawi sekitar tahun
1970-an “Deng en dengan” dan lagu permainan anak-anak Sunda dari masa ke masa
“Cang uncang angge” (karya anonym)” kata Dhian Widyawati sang pengarang lagu
dengan penuh semangat kepada Tangsel Pos, (7/11), dikediamannya Jl. Manunggal V
No. 10 RT. 001/05, Perigi Baru, Pondok Aren, Tangerang Selatan.
Menurutnya lagu-lagu
permainan anak tersebut dibuat arransemen baru. Dengan harapan agar lagu-lagu
tua yang merupakan salah satu akar budaya tradisi bangsa, khususnya di
Tangerang Selatan tetap terpelihara. Selain itu juga lagu tersebut juga telah
diperbaharui dengan bahasa Betawi Ora yang mencerminkan kepribadian bahasa
daerah masyarakat Tangerang Selatan.
“Bahasa Betawi ora
adalah bahasa campuran yang harmonis dengan akulturasi budaya Cina, Betawi dan
Sunda,” jelas Mpok Yupi (biasa dia dipanggil) yang sejak SD sudah hobi
menggeluti dunia seni budaya. Terbukti telah banyak prestasi yang diraih,
khususnya dunia sastra lisan maupun tulisan.
Diharapkan dengan ada
lagu “Tangsel CEMORE” ini dapat menggugah kita semua sebagai warga masyarakat
wilayah Kota Tangerang Selatan. Dengan demikian kita dapat terus memelihara dan
menghayati tradisi seni budaya tradisional yang merupakan ciri khas dan
Identitas sebuah bangsa.
Selain itu, Lagu
“Tangsel CEMORE” ini adalah merupakan salah satu lagu yang dipentaskan oleh
salah satu peserta perwakilan Lomba Lagu Daerah Tingkat Provinsi Banten Tahun
2014 beberapa waktu lalu.
“Dengan lagu daerah
kita juga dapat menampilkan ciri khas tradisi dan budaya kepada masyarakat kita
sendiri maupun masyarakat luar,” tegasnya.
Namun demikian
melihat masih minimnya perhatian terhadap lagu daerah di tengah masyarakat yang
menyebabkan kurangnya lagu-lagu daerah yang bisa di kenal oleh masyarakat itu
sendiri. Dan bahkan di wilayah pendidikan dari mulai
TK,SD,SMP,SMA juga perguruan tinggi. Dalam hal ini pemerintah masih terkesan
belum berupaya untuk menghimpun dan menginventarisir lagu daerah.
“Padahal lagu daerah
juga cukup strategis dalam memperkokoh persatuan dan kebersamaan,” tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar