Dengan Seni Haluskan Jiwa, Kobarkan Semangat, Jauhi Narkoba.....MERDEKA!!!
Rabu, 29 Oktober 2014
Selasa, 28 Oktober 2014
Kue Kembang Goyang Kuliner Betawi
Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap
bazaar pasti ada stand kuliner. Dan kami meliput juga beberapa stand kuliner
disana. Salah satunya adalah kue kembang goyang. Kue ini pertama kali disajikan
pada tahun 1990-an.
Narasumber kami, Ibu Sri Mulyati
yang beralamat di Jl. Raya Lenteng Agung RT. 010/02 No. 2, Kec.
Jagakarsa.
Dia mengaku bahwa pemasaran kue
kembang goyang ini cukup baik di tengah masyarakat. Ibu Sri Mulyati juga
menjelaskan cara membuatnya.
”Pertama-tama dibuat adonannya
dicetak, terus digoreng. Kenapa namanya kue kembang goyang, karena waktu di
goreng, digoyang-goyang kuenya. Harganya Rp.12.000,-/bungkus.” Jelasnya.
Bunga Hiasan Hasil Daur Ulang Pak Edi
Ini cukup unik, menjual bunga hiasan
hasil daur ulang (recycle). Sang innovator dan kreator, Pak Edi ini sudah
menciptakan bunga daur ulang sebelum terbitnya UU No. 18 Tahun 2008, yang
terbuat dari botol bekas minuman. Selain itu, dibuat juga pot bunga yang biasa
memakai botol bekas minuman soda seperti sprite.
“Sebelum di cor, dalamnya di cat,
baru di cor.” jelasnya.
Lalu bunganya dibuat dari guntingan
botol-botol kecil. Sedangkan batangnya dibuat dari kawat bekas bangunan. Pak
Edi mengaku bahwa cara membuatnya masih tradisional atau bisa dibilang
manual.
“Pake gunting serbaguna, solder,
kemudian lem tembak, dan pewarnaannya menggunakan cat pilox.” katanya.
Pak Edi juga menawarkan bunga daur
ulang lewat facebook (posyantek program 3 R) alamat rumah Pak Edi berada di Jl.
Warga Gg. Janur, Kel. Pejaten Barat, Kec. Pasar Minggu.
Kerak Telor Kuliner Betawi
Satu lagi kuliner kerak telor,
kuliner yang sudah sangat dikenal di Betawi, khususnya di kota Jakarta.
Bang Alif yang beralamat di Jl.
Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, selaku penjual memberi tahu cara membuat kuliner
kerak telor.
“Bahannya telor ayam/bebek, ebi,
bawang goreng, kelapa, dan ketan. Ketannya dimasak, dicampur air sampai
mendidih, dan sekiranya sudah kering, dicampur sama telur dan bumbu sangray
kelapa, diaduk-aduk, terus diblender.” Jelasnya.
Ia mengaku, makanan khas Betawi yang
sudah dibuat sejak tahun 1950-an ini laku keras, dengan harga telur bebek
Rp.15.000,- dan telur ayam Rp.13.000,-.
Budaya Lokal Betawi Khazanah Budaya Nasional
Program-program
pelatihan seni budaya tradisional Betawi adalah kegiatan dalam rangka
pelestarian serta pemanfaatan seni budaya Betawi, seperti telah banyak
ditelorkan para pelatih dan pemain seni budaya Betawi yang mumpuni dan kredibel
sesuai bidang yang ditekuninya antara lain, musik, tari, sastra, teater, seni
rupa tradisional Betawi. Hal tersebut tentunya dapat disinergikan dengan
program-program kegiatan Pemprov DKI Jakarta yang diusulkan melalui DPRD DKI
Jakarta, sehingga dapat dianggarkan agar program-program pelatihan seni budaya
tradisional Betawi terus berkembang dan lebih luas mengikutsertakan seluruh
masyarakat kota Jakarta.
“Tentunya para pelaku, tokoh, pemerintah, dunia usaha, dan insan media elektronik maupun cetak dapat diikutsertakan dalam mensukseskan program-program yang dilaksanakan, sehingga dapat terangkat harkat dan martabat budaya lokal Betawi yang merupakan salah satu khazanah budaya nasional.” jelas HM. Ashraf Ali B. Ac, SH tokoh Betawi yang sekaligus Anggota DPRD DKI Jakarta belum lama ini diruang kerjanya.
Selanjutnya program tersebut harus berjalan setiap saat, tinggal momentumnya yang diperbanyak. Ketika ada acara-acara resmi dan perhelatan besar, seperti peringatan HUT Kota Jakarta. Penyelenggaraan program tersebut tentunya dilaksanakan di sentra-sentra yang rutin melakukan kegiatan pelestarian seni budaya Betawi, seperti di Pesanggrahan, Setu Babakan, dan bahkan di Pasar Rumput berdiri Balai Budaya Betawi yang rutin digunakan oleh semua masyarakat dengan berbagai kegiatan kebetawian.
“Kita kan orang Betawi dan tidak boleh menghilangkan akar budaya Betawi yang menjadi indentitas masyarakat kota Jakarta.” Tegasnya.
“Tentunya para pelaku, tokoh, pemerintah, dunia usaha, dan insan media elektronik maupun cetak dapat diikutsertakan dalam mensukseskan program-program yang dilaksanakan, sehingga dapat terangkat harkat dan martabat budaya lokal Betawi yang merupakan salah satu khazanah budaya nasional.” jelas HM. Ashraf Ali B. Ac, SH tokoh Betawi yang sekaligus Anggota DPRD DKI Jakarta belum lama ini diruang kerjanya.
Selanjutnya program tersebut harus berjalan setiap saat, tinggal momentumnya yang diperbanyak. Ketika ada acara-acara resmi dan perhelatan besar, seperti peringatan HUT Kota Jakarta. Penyelenggaraan program tersebut tentunya dilaksanakan di sentra-sentra yang rutin melakukan kegiatan pelestarian seni budaya Betawi, seperti di Pesanggrahan, Setu Babakan, dan bahkan di Pasar Rumput berdiri Balai Budaya Betawi yang rutin digunakan oleh semua masyarakat dengan berbagai kegiatan kebetawian.
“Kita kan orang Betawi dan tidak boleh menghilangkan akar budaya Betawi yang menjadi indentitas masyarakat kota Jakarta.” Tegasnya.
Dengan
demikian diharapkan bahwa melalui program-program kegiatan yang setiap tahunnya
dianggarkan khusus untuk pelestarian seni budaya Betawi ini dapat menjadi eksis
dan berkembang dan dapat dihargai. Seni budaya Betawi sebagai alat pemersatu
bangsa, tentunya melalui seni budaya Betawi ini para generasi muda bisa
mengalihkan kegiatan positif dengan menghilangkan kegiatan yang negatif. Tidak
lagi berbuat yang dilarang, jangan sentuh narkoba, jangan sentuh minuman keras,
jangan sentuh perjudian, jangan sentuh hal-hal lain yang sifatnya merusak diri
sendiri.
“Melalui
seni budaya Betawi, seperti silat, tari, lenong dan lain sebagainya bias menjadi
pelatihan diri dalam menumbuhkembangkan bakat dan minat yang positif.”
imbuhnya.
Revolusi Budaya
“Kita mendengar pidato presiden
terpilih kita yaitu Revolusi mental. Revolusi mental itu apa? Revolusi mental
itu adalah bidang budaya,” kata DR. Tinia Budiati Wakil Kepala Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Provinsi DKI Jakarta didampingi oleh Diah Damayanti, MM Kepala
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Latihan Kesenian (BLK) Jakarta Selatan, belum
lama ini dalam Kegiatan Pagelaran Evaluasi Hasil Pelatihan Seni Bagi Guru TK/SD
di Auditorium Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Latihan Kesenian (BLK), Asem
Baris, Tebet, Jakarta Selatan.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa tentu
saja semua ini tidak lepas dari kerjasama dan komitmen semua pihak, untuk terus
bersinergi dalam membangun kesenian bangsa kita kedepan.
“Anak-anak kita diberi bekal
sehingga mereka nanti tidak hanya menjadi singa dikandang sendiri tetapi mereka
juga harus ke luar negeri dengan turut mempromosikan kesenian-kesenian lokal
bangsa kita,” ungkapnya.
Menurutnya bahwa tahun depan kita
akan menghadapi globalisasi pasar bebas. Dan nanti jangan heran bahwa kalau
seniman-seniman, guru-guru seni dari negara lain juga akan datang ke Indonesia,
itu satu. Yang kedua bahwa kalau kita tidak mewariskan keterampilan dan
kemampuan seni ini siapa yang akan memelihara dan meneruskan kekayaan budaya
kita dibidang seni dan tentu saja nanti akan diambil oleh negara lain.
“Anak-anak kita ini harus diberikan
keterampilan khusus, sehingga mereka bisa menjawab tantangan masa depan nanti
dan siap bersaing dengan anak-anak bangsa lain,” harapnya.
Langganan:
Postingan (Atom)